Keunikan Desa Wisata Penglipuran: Potret Kehidupan Bali Tradisional
Desa Penglipuran bukan hanya dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, tetapi juga sebagai laboratorium hidup dari kearifan lokal Bali. Desa ini mempertahankan tatanan yang telah diwariskan sejak masa kerajaan Bangli, menjadikannya destinasi yang menawarkan kedamaian dan keteraturan yang langka.
1. Tata Ruang Kosmologis: Konsep Tri Mandala
Keunikan utama Penglipuran terletak pada tata ruang desa yang sangat teratur dan sakral, berlandaskan konsep Tri Mandala dan orientasi spiritual Kaja-Kelod (Utara-Selatan):
- Utama Mandala (Area Hulu/Utara): Merupakan area paling suci. Di sini terdapat pura desa dan pura lain untuk pemujaan, menghadap ke Gunung Agung yang dianggap sebagai tempat bersemayam para dewa.
- Madya Mandala (Area Tengah): Adalah pusat permukiman warga. Area ini membentang linear di sepanjang jalan utama desa.
- Nista Mandala (Area Hilir/Selatan): Merupakan area yang dianggap paling rendah kesuciannya, tempat dilaksanakannya upacara pemakaman (kuburan).
Pembagian ruang ini menegaskan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Hita Karana) dalam setiap aspek kehidupan.
2. Arsitektur Seragam dan Bambu yang Dominan
Saat menyusuri jalan utama, wisatawan akan terkesima oleh keseragaman arsitektur rumah yang hampir identik:
- Gerbang Angkul-Angkul: Semua rumah memiliki gerbang masuk (angkul-angkul atau pemedal) dengan bentuk yang sama. Gerbang ini melambangkan kesetaraan sosial di antara warganya.
- Material Tradisional: Bangunan didominasi oleh material alami, terutama bambu, yang banyak tersedia di hutan bambu seluas 45 hektar milik desa yang terletak di bagian barat. Penggunaan bambu ini mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
- Jalanan Rapi: Jalan utama terbuat dari susunan batu padas yang berundak, menambah kesan tradisional sekaligus berfungsi sebagai drainase alami.
3. Kearifan Adat yang Ketat (Awig-Awig)
Masyarakat Penglipuran hidup di bawah seperangkat aturan adat yang kuat, dikenal sebagai Awig-Awig, yang menjaga keharmonisan Pawongan (hubungan antarmanusia):
- Larangan Kendaraan Bermotor: Kendaraan dilarang masuk ke area inti desa, yang secara efektif menjaga kebersihan udara, ketenangan, dan suasana pedesaan yang asri.
- Larangan Poligami: Salah satu aturan adat yang terkenal adalah larangan bagi pria untuk memiliki lebih dari satu istri (poligami). Pelanggar aturan ini akan diasingkan dan diminta tinggal di area khusus bernama Karang Memadu, menunjukkan sanksi sosial yang ketat demi menjaga keharmonisan rumah tangga.
- Pengelolaan Kebersihan: Disiplin tinggi dalam pengelolaan sampah dan kebersihan inilah yang mengantar Penglipuran mendapatkan predikat sebagai desa terbersih di dunia.
Desa Penglipuran adalah bukti nyata bahwa tradisi kuno dapat beriringan dengan pariwisata modern, selama kearifan lokal dijaga sebagai fondasi hidup.